Bukan hal yang mudah menjual atau menawarkan suatu jenis produk pada pembeli, khususnya para pedagang grosir yang menjual barangnya pada toko atau counter. Sudah lumrah mereka gagal di awal penawaran dan akhirnya banyak yang patah arang dan mundur di saat mereka baru saja memulai usahanya.
Yang paling banyak adalah, mereka yang menjadi pedagang grosir alias pengampas yang menggunakan sistem bagi hasil dengan hanya membawa barang milik orang lain dan mendapatkan keuntungan atau penghasilan berdasarkan jumlah barang yang dijual.
Dan ini selalu terjadi, namun saya biarkan saja. Mengapa ? Ketika saya mencoba merekrut beberapa orang untuk menjadi pengampas atau agen grosir aksesori smartphone, hal ini terjadi hampir di semua pengampas baru yang mencoba peruntungannya mendapatkan rezeki melalui penjualan grosir.
Apa penyebanya ? Sederhana saja. Mereka memiliki semangat, namun kurang dalam beberapa hal sebagai berikut :
1. Knowledge Produk / Pengetahuan
Seringkali mereka tidak menguasai secara menyeluruh tentang produk yang mereka tawarkan, artinya mereka hanya mengetahui harga dan manfaat produk secara umum tanpa mampu menguraikan secara lengkap asal usul suatu produk, kelebihan produk tersebut, teknologi produk, perbandingan harga dengan produk yang sejenis khususnya produk yang bersifat multifungsi.
2. Prioritas Keuntungan Buat Penjual
Prioritas utama Pedagang adalah mendapatkan keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi, namun disinilah para pemula terjebak dengan keinginan tersebut. Sepantasnya penjelasan produk arahnya menguntungkan para pembeli khususnya yang menjadi reseller atau yang akan menjual kembali. Optimisme yang diberikan haruslah seimbang dengan harga yang mungkin menjadi pertimbangan pembeli. Jika di awal yang kita bicarakan adalah keuntungan buat mereka, mind set pembeli jelas lebih open mind.
3. Mengutamakan Jaringan Pelanggan
Tidak salah jika targetnya adalah keuntungan dalam penjualan, namun seorang pedagang grosir yang menetap atau keliling alias pengampas target uatamanya adalah mencari pelanggan sebanyak-banyaknya. Mengapa ? Karena pedagang grosir bukanlah pengecer atau toko ataupun counter yang melayani konsumen langsung, tetapi pedagang yang menjual produk secara partai atau grosiran. Pedagang grosir harus ngotot dalam menjual, sebisa mungkin mereka mampu membujuk pembeli untuk menjadi pelanggannya walaupun hanya mulai dengan 1 jenis barang saja. Jika bisa, berikutnya jauh lebih mudah.
4. Membuat Target Jumlah Pelanggan Bukan Keuntungan
Di awal membangun usaha grosir keliling, maka keuntungan menjadi no 2. Alasannya ? Kepercayaan pelanggan perlu dibangun dan menjadikan mereka sebagai pelanggan tetap adalah target utama. Oleh karena itu jika diperlukan maka keuntungan yang sudah ditetapkan harus fleksibel demi mendapatkan pelanggan baru. Apalagi persaingan jelas ada dengan produk yang sejenis.
5. Memberikan Manfaat Lebih
Setiap orang selalu mencari cara untuk mendapatkan lebih baik dalam bentuk discount, hadiah bahkan kemudahan dalam transakasi. Peluang ini bisa digunakan untuk meraih pelanggan baru antara lain dengan cara
1. memberikan hadiah kepada pembeli dengan sistem poin,
2. discount harga jika membeli beberapa produk sekaligus,
3. mempermudah pemesanan produk via sms atau telpon
4. membuat katalog semua produk yang dijual
5. membuat brosur dan kartu nama
6. Memberi Kesan Baru dan Inovatif
Hampir semua orang suka hal-hal yang unik dan baru. Karena itu promosi itu sangat penting dalam membangun merk dagang yang akan memberikan kesan positif bagi calon pelanggan. Seorang pedagang grosir harus mampu mengangkat dan mengedifikasikan atau mempromosikan nama usaha atau distributornya sehingga timbul keyakinan dan kepercayaan pembeli bahwa produk yang dimiliki murah dan berkualitas dan tentunya berlanjut terus karena terkait dengan return dan garansi produk.
Ini hanya sebagian cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi penolakan calon pembeli atau pelanggan di awal usaha menawarkan produk oleh pedagang grosir pemula. Jika ikhtiar telah dilakukan, maka sisanya adalah rezeki yang bergantung pada pemberian Allah SWT. Salam Sukses..!!
4 komentar :
yang paling sering jadi penyebab adalah penjual tidak tahu secara lengkap mengenai produk yang mereka jual
Tambahan, biasanya adalah faktor belum melakukan riset untuk produk yang berhubungan. Sehingga gagal dalam usahanya. Dulu waktu saya membuka usaha grosir baju, saya harus melakukan serangkaian riset pasar dan akhirnya bisa maju sampai sekarang.
Betul tuh, Memberi Kesan Baru dan Inovatif dalam usaha grosir baju yag baru di mulai memang bisa gagal, banyak pengusaha grosir baju baru jaman sekarang yang hanya memberikan label tsb pada dagangannya, tapi usaha tsb. tdk bsa tahan lama.
Saya masih blm selesai jg ... Masih ragu untuk menjadi pengampas grosir...
Posting Komentar
Blog ini Dofollow, Jika Anda suka, klik salah satu iklan. Jika tidak sempat, terima kasih atas kunjungannya.